APAKABAR BOGOR – Berbahan baku dari tepung beras dengan lumuran gula aren, serta taburan parutan kelapa muda tentunya menjadi ciri khas tersendiri untuk makanan tradisional Sunda yang satu ini.
“Dodongkal dikenal sejak ratusan tahun silam, menurut cerita turun temurun dari pendahulu, ternyata saat ini tetap masih diminati dan bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat,” ungkap Ade Hanafi salah satu produsen di kawasan Puncak Bogor.
Menurut dia, selain mudah dalam bahan baku, proses pembuatannya pun tidak ribet, perabotan untuk membuatnya cukup menggunakan alat memasak nasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya mewarisi dari pendahulu, tidak punya keahlian atau pendidikan secara khusus, namanya juga tradisional. Saya hanya melihat orangtua dulu sering bikin untuk makanan dikeluarga saja,” jelasnya.
jajanan tradisional ini, sambung dia, sudah banyak dijajakan di pinggiran jalan dan dihidanggkan selagi masih panas, dengan secangkir teh tawar atau kopi tentunya menjadi sensasi tersendiri bagi generasi saat ini.
Ade juga membeberkan, Menurut cerita pendahulunya, Dodongkal ini sering dibikin sejak jaman Jepang, waktu itu Indonesia dilanda rawan pangan,
” Dodongkal adalah salah satu makanan yang termasuk mewah,” pungkas dia. (Wan/ash)