Menurut Ade, bahkan ketika itu sebelum terjadi longsor pemilik rumah bersama keluarga saat itu sedang menonton televisi.
Sebenarnya bangunan TPT itu sudah ada tetapi tidak permanen hanya menggunakan tumpukan karung- karung saja yang dibangun swadaya masyarakatKondisi ini, rumah warga sangat padat sekali kurang lebih ditiap pinggiran tanah tebing itu ya sekitar 30 rumah.
” Memang sepengetahuan kami hanya satu kali longsor tetapi kondisinya parah sekali,” paparnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atas kejadian ini kami seringkali melaporkan kepihak terkait bahkan sudah membuat ajuan proposal atas dasar meninta tebingan tersebut untuk segera dibangun TPT.
” Paling terakhir itu kami ajukan ke Dinas PUPR bahkan sudah di survei, hanya realisasinya sudah akhir tahun 2020 ini tidak ada,” beber Ade.
Ade meminta pertama kepada pihak pemerintah dalam hal ini PUPR tolong segera di realisasikan permohonan masyarakat karena kalau tidak segera diambil langkah ini khawatir akan longsor kembali itu sangat berbahaya untuk masyarakat.”
Ketinggian tebing itu ada di tengah perkampungan padat penduduk di atas dan di bawah.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya