APAKABAR BOGOR – Mengamati cerita nabi Ibrahim dalam Al-Quran. Kita akan merasa terharu dan terhayut dengan kisah nabi Ibrahim as. Ia sosok manusia lembut dan cerdas itu. Terharu karena Nabi harus mengorbankan anak satu-satunya yang ia sayangi. Dan jawaban anaknya tak kalah roman yakni jika itu memang perintah Allah swt maka laksanakanlah ayah.
Moga kita menjadi orang-orang yang sholeh. Sosok Nabi Ibrahim cerdas dengan pola pikir imperisnya dalam mencari Tuhan. Oleh sebab itulah Nabi Ibrahim bertanya: Bagaimana Engkau (Allah swt), wahai Tuhanku menghidupkan orang mati.
Pada surat An-Nisa ayat 125 Nabi Ibrahim dijuluki, (khalilaa) dengan kekasih Allah swt. Karena ia memiliki keimanan yang sempurna. Di dalam buku Dr. Otong Surasman, M.A, yang berjudul Bercermin Pada Nabi Ibrahim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nabi Ibrahim adalah manusia yang memiliki keimanan yang tinggi. Sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 120. “Sungguh, Ibrahim adalah seorang Imam (yang dijadikan contoh), patuh kepada Allah dan Hanif”. Kata ummah memliki arti diikuti, Al-qanit orang yang patuh dan hanif orang yang aqidahnya lurus tidak melakukan kemusyrikan.
Karena itulah Nabi Ibrahim dikenal dengan sebagai orang yang jauh dari kemusyrikan. “Dan Ibrahim bukan termasuk orang-orang Musyrikin.” (An-nahl :23). Sebab kelurusan hati, ketaatan dan menjauhi kemusyrikan. Allah swt memberikan banyak karunia kepada beliau.
Beliau adalah orang yang kaya dan dermawan. Ketika tamu berkeunjung ke rumah beliau ia menyuguhkan dengan istimewa tamunya tersebut. Ada banyak hal penting yang dapat kita petik dari Nabi Ibrahim tersebut.
Salah satunya, ialah logika ketuhanan. Nabi Ibrahim as mengajarkan berlogika dalam mencari ketuhanan. Perjalan Nabi Ibrahim dalam mencari tuhan tidak mudah. Ia beberapa kali sempat menduga bahwa Bulan yang nampak malam hari adalah tuhan. Tapi logikanya menyangkal tuhan tidak mungkin hilang di siang hari.
Halaman : 1 2 Selanjutnya