APAKABAR BOGOR – Peringatan 77 tahun hari kemerdekaan Republik Indonesia tak lengkap tanpa pernak-pernik bernuansa merah putih, seperti bendera dan umbul-umbul.
Hari ulang tahun Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus tak disia-siakan sebagian orang untuk mencari rezeki.
Beberapa orang memanfaatkan momen ini untuk berjualan bendera merah putih menjadi pedagang musiman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti yang dilakukan Urnani (67) atau akrab disama Emak Nung asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang sengaja datang ke Bogor untuk mengadu nasib berjualan bendera merah putih di Jalan Raya Parung – Bogor, tepatnya di wilayah Desa Pamagarsari, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
Ia bersama satu orang anak dan cucunya terbiasa setiap tahun berjualan perlengkapan merah putih di Kota Bogor.
“Dulunya yang jualan suami saya. Tapi sekarang suami saya sudah meninggal, jadi tahun ini saya yang menggantikan,” ucap Emak Nung. Rabu, (3/8).
Sambil menunggu ia mengharap diantara kendaraan yang berlalu lalang, ada banyak yang mampir ke lapaknya untuk membeli bendera merah putih.
Dari pagi, Emak Nung yang berusia lebih dari setengah abad ini berjualan hingga menjelang magrib.
” Walaupun sudah tua tapi jika masih bisa berihtiar dan ada umur saya akan terus usaha, karena saya enggak mau nyusahin sanak saudara,” terang Mak Enung.
Mak Enung, ia berharap dagangannya laris manis sehingga bisa pulang ke Cirebon dengan bibir yang terukir senyum.
Baca Juga:
Permohonan Maaf & Janji 10 Hari Buktikan Hak Penggunaan Gedung Graha Wartawan
PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR Mengucapkan Selamat Hari KORPRI ke-53
” Tahun ini dagangan saya kurang laku , atau mungkin peringatan 17 agustusan masih lama, tapi mudah – mudahan ada rezeki buat saya,” urai Enung.
Emak Nung mengaku tahun ini jumlah pembeli lebih sepi. Dibanding tahun lalu, biasanya dua Minggu sebelum 17 Agustus sudah ramai pembeli.
” Sepi banget Nok, sehari cuman dapet 1-2 orang yang beli. Demi Tuhan Nok, Emak pernah sehari cuman jual satu bendera kecil yang harganya Rp 5 ribu,” ucap Emak Nung lirih.
Dengan penghasilannya tersebut, untuk makan sehari-hari, satu bungkus nasi Emak Nung makan berdua bersama cucu laki-lakinya.
Baca Juga:
Konservasi Gajah di Aceh, Presiden Prabowo Subianto Sumbang Lahan Pribadi Seluas 20 Ribu Hektar
Kolaborasi Pengelolaan Pajak Mblb &Opsen Pajak Mblb Di Kabupaten Bogor
Belum lagi ia harus memikirkan biaya ongkos yang tak murah untuk pulang ke Cirebon nanti.
Emak Nung menjelaskan, untuk satu orang saja ia menghabiskan Rp 90.000 untuk ongkos 1 kali bus dan 2 kali angkot. (Igon)