Masalah guru, sebenarnya isu klasik dunia pendidikan di Indonesia.
Seolah-olah isu guru hanya berkutat pada soal darurat guru atau kekurangan guru atau soal kesejahteraan yang belum layak. Sementara anggaran sektor Pendidikan dan kebudayaaan tahun 2021 di APBN mencapai Rp550 triliun.
Atau sekitar 20 persen dari total APBN yang mencapai Rp 2.750,02 triliun. Mendikbud sendiri memiliki anggaran Rp 81,5 triliun atau 14,8 persen dari anggaran pendidikan yang ada di APBN 2021. Jadi, seharusnya dengan anggaran yang ada harusnya pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.
Menurut saya, justru isu penting guru bukan soal di rekrutmen atau kesejahteraan. Tapi di kompetensi guru yang masih rendah sehingga jadi sebab tidak optimalnya kualitas pendidikan di Indonesia. Maka mutlak peningkatan kualitas guru menjadi prioritas. Agar kualitas pendidikan tidak “jauh panggang dari api”.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Menjelang Akhir Tahun, Baznas Kabupaten Bogor Realisasikan Bantuan Operasional 60 Panti Yatim
SMAN 2 Cibinong Gelar Pensi untuk Menginspirasi dan Mengasah Bakat Generasi Muda
SCROLL TO RESUME CONTENT
Persoalan kompetensi guru memang tidak sederhana. Walau jangan pula dinyatakan terlalu kompleks. Mala penting memetakan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi guru. Terlepas dari soal kekurangan guru atau kesejahteraan guru. Maka setidaknya dapat diduga ada 4 penyebab rendahnya kompetensi guru:
- Ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar. Masih banyak guru di sekolah yang mengajar mata pelajaran yang bukan bidang studi yang dipelajarinya.
- Kualifikasi guru yang belum setara sarjana. Konsekuensinya, standar keilmuan yang dimiliki guru menjadi tidak memadai untuk mengajarkan bidang studi yang menjadi tugasnya.
- Program peningkatan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru yang rendah. Masih banyak guru yang “tidak mau” mengembangkan diri untuk menambah pengetahuan dan kompetensinya dalam mengajar.
- Rekrutmen guru yang tidak efektif. Karena masih banyak calon guru yang direkrut tidak melalui mekanisme yang profesional, tidak mengikuti sistem rekrutmen yang dipersyaratkan.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya