APAKABAR BOGOR – Untuk mengatasi angkutan umum yang mangkal sembarangan, di Desa Rancabungur, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor terminal khusus angkutan sudah selayaknya ada di wilayah yang menjadi akses kebeberapa kecamatan.
Diketahui infrastruktur seperti jalan dan jembatan di Desa Rancabungur sudah mulus, warga masih mengeluhkan ketiadaan terminal. Setiap harinya, pertigaan Jalan Cagak selalu macet karena maraknya sopir angkot yang mangkal sembarangan menunggu penumpang.
Staf Desa Rancabungur Didin Amaludin (46) mengatakan, untuk mengatasi kesemrawutan lalu lintas, Pemerintah Desa (Pemdes) Rancabungur lewat musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) kecamatan sudah mengajukan pembangunan sub terminal. “Sampai saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah daerah (pemda),” ujarnya. Selasa ,7 Mei 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut Didin, sub terminal sendiri bisa menampung empat trayek yang ngetem (mangkal-red) di depan Kantor Desa Rancabungur. Keempat trayek itu yakni Bantarkambing- Merdeka, Rancabungur-Bojonggede, Ciampea-Merdeka dan omprengan Rumpin. “Kami minta dibangunkan sub terminal agar puluhan angkot tidak ngetem sembarangan,” tambahnya.
Didin menambahkan, Jalan Cagak sering macet saat jam sibuk dan pelajar hendak berangkat dan pulang sekolah. Hal ini diperparah dengan adanya angkot yang menaik turunkan penumpang.
“Saya juga mengharapkan adanya terminal karena tempat ngetem angkot-angkot tersebut persis di depan kantor desa dan SD. Jika ada terminal, angkot tidak akan ngetem di bahu jalan yang kadang jadi penyebab kemacetan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Desa Rancabungur, Sumantri menuturkan, sopir angkot yang ngetem di pertigaan Jalan Cagak sering diperingatkan agar tak mengganggu arus lalu lintas hingga menyebabkan kemacetan. Sejak 2010, pemdes mengajukan adanya pembangunan terminal bayangan namun terbentur masalah lahan.
“Kami harap pemerintah bisa membantu permasalahan lahan sehingga angkot bisa memiliki terminal,” tukasnya. (Diyon/Haidy)