APAKABAR BOGOR – Kondisi Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banyuresmi 01 yang berada di Kampung Lemah Beureum RT 03/ RW 04, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor saat ini sangat memprihatinkan dan nyaris roboh.
Pantauan Apakabarbogor, bangunan gedung sekolah tersebut selain kumuh, plafon sudah terkelupas, dan tak sedikit genteng berjatuhan karena sudah tak menempel pada reng bambu yang sudah hancur termakan usia.
Gedung SDN Banyuresmi 01 yang nyaris ambruk itu dibenarkan salah satu tenaga pengajar, Sani bahwa dua ruang sekolah material gentengnya seringkali berjatuhan. Selain itu, lantai ruangan kelas juga kerap digenangi air saat turun hujan. Bahkan lantai kelas juga tanah karena keramik lantai sudah rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mengingat keadaan dua ruang belajar sudah mengkhawatirkan, maka pihak sekolah berinisiatif mengosongkan selama dua tahun, kata Sani kepada Awak media, Selasa 5 Oktober 2021.
Sani menerangkan, untuk kegiatan belajar mengajar di SDN Banyuresmi hanya tiga ruang kelas yang digunakan.
“Karena minim fasilitas, 323 murid terpaksa melakukan sistem pembelajaran dibagi menjadi tiga shift,” ucapnya.
Pihak sekolah mengaku tak tenang dengan kondisi sekolah sudah lapuk karena khawatir saat pembelajaran berlangsung tiba-tiba ambruk.
“Kondisinya membahayakan siswa dan para pengajar maka dua ruang kelas itu sudah lama dikosongkan,” tuturnya.
Bahkan sambungnya, pihak sekolah sering kali mengajukan untuk pembangunan ruang kelas baru, namun sudah 12 tahun mengajar di SDN Banyuresmi ini hingga sekarang belum juga dibangun.
Kabar yang diterima pihak sekolah, Dinas Pendidikan pada 2019 sudah ada perencanaan SDN Banyuresmi dibangun akan tetapi sampai saat ini, gedung sekolah tersebut belum ada tanda-tanda akan dibangun.
Baca Juga:
Permohonan Maaf & Janji 10 Hari Buktikan Hak Penggunaan Gedung Graha Wartawan
PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR Mengucapkan Selamat Hari KORPRI ke-53
Bukan hanya gedung sekolah yang sudah lapuk, termasuk toilet siswa juga sudah cukup lama tak berfungsi karena bangunannya sudah hancur.
Lantaran ketiadaan toilet, ketika hendak buang air kecil atau buang hajat para siswa terpaksa harus menumpang ke rumah warga.(Andriawan/Hdy)