APAKABARBOGOR –Tingginya angka pengidap HIV AIDS di Kabupaten Bogor, jadi PR besar bagi Dinas Kesehatan (Dinkes).
Yayasan Lembaga Kajian Strategis (LEKAS) mencatat, Positif HIV AIDS setiap tahunnya mengalami peningkatan, bahkan menjadi rangking tertinggi kedua se-Jawa Barat setelah Kota Bandung.
Menanggapi hal itu,. Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi mengaku, pihaknya telah melakukan upaya penekanan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memperkuat jejaring fasilitas kesehatan sampai ke tataran Desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Stop HIV AIDS Dengan penyuluhan, temukan sedini mungkin kasus HIV, sampai sasaran ibu hamil,” ungkapnya saat hadir di acara peresmian RSUD Ciawi Jumat, (24 /02/2023).
Selain itu sambungnya, untuk layanan, penguatan jejaring antar Fasilitas Kesehatan (Falkes) sudah dilakukan dari tingkat puskesmas hingga Rumah sakit milik pemerintah maupun swasta.
“Sesuai program Nasional, kita tekankan, set up – set up layanan, jika ditemukan terkana kasus HIV AIDS, kita lakukan pengobatan secara gratis,” ujarnya.
Terpisah, Yayasan Lembaga Kajian Strategis (Lekas) mencatat, angka positif HIV AIDS di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan.
Setiap tahunnya jumlah warga yang terjangkit HIV terus bertambah hingga ratusan orang, yang tersebar hampir di seluruh Kecamatan.
” jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Bogor pada umumnya, sangat tinggi dan itu telah menyebar hampir disemua Kecamatan, bahkan angka itu tertinggi kedua se- Jawa Barat setelah Kota Bandung,” kata Mukhsin Zaenal Abidin Ketua Yayasan Lekas.
“ini bagaikan fenomena gunung es yang suatu waktu yang bakal meledak kapan pun, saat ini Kabupaten Bogor adalah tertinggi kedua paling banyak terinfeksi adalah kalangan generasi muda,” ungkap Mukhsin.
Baca Juga:
Permohonan Maaf & Janji 10 Hari Buktikan Hak Penggunaan Gedung Graha Wartawan
PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR Mengucapkan Selamat Hari KORPRI ke-53
Menurutnya, penanggulangan HIV/AIDS masuk Standar Pelayanan Minimal (SPM). pemerintah harus melakukan kolaborasi dengan semua pihak terkait.
“Penanggulangan HIV/AIDS ini harus ada peningkatan sosialisasi guna pencegahan dan menghilangkan diskriminasi terhadap orang yang mengidap positif HIV/AIDS. Dan kita semua harus mensupport mereka, baik moril maupun materil, ” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sudah semestinya mengalokasikan anggaran khusus untuk penanggulangan HIV/AIDS.
Karena kata dia, selama ini pihaknya bersama relawan lainnya bergerak tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah.
Baca Juga:
Konservasi Gajah di Aceh, Presiden Prabowo Subianto Sumbang Lahan Pribadi Seluas 20 Ribu Hektar
Kolaborasi Pengelolaan Pajak Mblb &Opsen Pajak Mblb Di Kabupaten Bogor
“Selama ini kami terus berupaya meminimalisir jumlah pengidap HIV/AIDS, dan kami bergerak menggunakan anggaran hasil dari donatur, kami dibantu para relawan,” tegasnya.
seharusnya pemda, sambung dia, mengalokasikan anggaran khusus untuk penanganan ini sebagai bentuk dukungan bagi relawan yang selama bertahun – tahun bergerak tanpa bantuan atau anggaran dari pemerintah,” paparnya.
Mukhsin juga menyebutkan, jumlah warga positif pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Bogor periode Januari hingga Oktober 2022 sebanyak 598 orang.
Pihaknya memperkirakan jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah, sebab pada tahun 2020 ada sebanyak 417 warga yang terjangkit.
Kemudian pada tahun 2021 jumlahnya kembali bertambah menjadi 430 warga.
“Ini sudah sangat memprihatinkan, harus ada langkah konkret dari pemerintah. Jika tidak, jumlah itu akan terus bertambah, terutama di usia – usia produktif,” pungkasnya. (iwan/ash)***