Perlu dibuka taman bacaan yang lebih banyak. Harus ad akepedulian terhadap aktivitas membaca dan Gerakan literasi yang ada di taman bacaan.
Taman bacaan adalah ujung tombak untuk mengkampanyekan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak dan masyarakat. Apalagi di tengah gempuran era digital.
“Terus terang, tradisi baca dan budaya literasi masyarakat Indonesia makin ke sini makin memprihatinkan. Zaman makin canggih tapi orangnya makin jauh dari buku bacaan. Hoaks makin marak. Jadi bukti tingkat literasi kita rendah.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Menjelang Akhir Tahun, Baznas Kabupaten Bogor Realisasikan Bantuan Operasional 60 Panti Yatim
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk itu, taman bacaan masyarakat harus diberi peran lebih besar. Untuk menghidupkan tradisi baca dan budaya menulis. Jangan biarkan gawai merampas hidup anak-anak kita.
Siapapun harus peduli terhadap gerakan literasi” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor.
TBM Lentera Pustaka yang terletak di kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kab. Bogor data ini memiliki 70-an anak pembaca aktif yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan.
Dengan alokasi waktu membaca 3 kali seminggu (Rabu-Jumat-Minggu), kini tiap anak mampu membaca 5-8 buku per minggu per anak. Padahal sebelumnya, anak-anak itu sama sekali tidak punya akses buku bacaan.
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya