APAKABARBOGOR.COM –Sejak 2018 lalu program Rumah Desa Sehat (RDS), digulirkan oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kamendes PDTT).
Diharapkan program tersebut mempunyai fungsi sebagai Pusat informasi pelayanan sosial dasar di Desa, khususnya di bidang kesehatan.
Namun sampai saat ini masih jadi PR besar bagi kemendes, sebab hingga 2023 masih banyak yang terkesan mati suri.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Menjelang Akhir Tahun, Baznas Kabupaten Bogor Realisasikan Bantuan Operasional 60 Panti Yatim
SMAN 2 Cibinong Gelar Pensi untuk Menginspirasi dan Mengasah Bakat Generasi Muda
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu dikatakan oleh Iis Darma Kusuma Wardani, selaku Penggerak Swadaya Masyarakat ((PSM) dari Kemendes.
Dia juga menjelaskan, pihaknya bertugas melakukan pemetaan ulang, mengenai RDS yang telah terbentuk sejak 2018 silam.
“Ini menjadi PR besar bagi Kami untuk melakukan pendataan, RDS yang berjalan mana dan yang hanya dibentuk saja mana,” ungkapnya, usai acara peningkatan kapasitas pengurus RDS di salah satu resort di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Kamis, 16 Februari 2023.
RDS itu, sambungnya, bukan hanya di Kecamatan Ciawi, melainkan dibentuk di desa- desa diseluruh provinsi, guna menampung Isyu- Isyu terkait kesehatan.
“Untuk saat ini RDS difokuskan skala prioritas penanganan stunting, dan kami sangat apresiasi RDS Kecamatan Ciawi berjalan dengan optimal,” ujarnya.
Ditempat yang sama, pendamping desa Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Ade Salman mengatakan, sebanyak 13 Desa yang ada semuanya telah terbentuk RDS sejak 2018.
Kendati demikian, baru 6 Desa yang melakukan kegiatan peningkatan kapasitas untuk RDS secara kolektif, sisanya melaksanakan secara mandiri.
“Jadi kami disini hanya bisa melakukan pendampingan peningkatan kapasita bagi para kader dan pengurus,hanya RDS 6 Desa saja,”Pungkas Ade.(iwan/ash)***