APAKABAR BOGOR – Dampak Pandemi Covid 19 juga dirasakan para pekerja seks komersial (PSK) di wilayah Parung dan Kemang, sepinya job atau pelanggan disaat pandemi, satu-persatu PSK pulang kampung untuk mencari kerjaan lain untuk bertahan hidup.
Nampak jelas Jalan Raya Kemang – Parung yang setiap malamnya ramai PSK mangkal, malam ini terlihat sepi. Bahkan tidak terlihat ramainya wanita penjaja birahi itu yang mangkal.
Salah satu pemilik warung di jalan Raya Parung Indra (45). Pria asli kuningan ini mengatakan, semenjak pandemi corona PSK yang biasa mangkal disepanjang jalan ini mulai berkurang. Yang dulu bisa ramai dan berkelompok untuk mencari mangsa. Karena pandemi mereka mulai berkurang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Biasanya ada saja yang nongkrong di sini. Sambil ngopi mereka menunggu pelanggan. Diperparah kemarin diberlakukan PPKM darurat semakin sedikit saja jumlah mereka. Malam ini saja yang terlihat hanya tiga orang. Pas saya nanya ke mereka teman-temanya kemana. Mereka jawab. Yang lain sudah banyak yang pulang kampung, untuk mencari pekerjaan lain,” ujarnya .
Masih kata Indra, alasan mereka (PSK-red) pulang kampung karena kesulitan mendapatkan uang. Dengan biaya yang sangat besar tinggal disini. Mereka harus membayar kontrakan, listrik, dan mekup membuat sebagian PSK memilih pulang kampung dari pada tinggal diperantauan tidak makan.
“Ya ada yang dari Cianjur, Sukabumi, Cirebon, Indarmayu dan masih banyak lagi wilayah lain. Saya denger PSK yang di wilayah Cianjur pulang kampung untuk mencari kerja serabutan, seperti kerja menanam padi. Saya juga terkena dampak dengan sepinya PSK yang tidak mangkal lagi,” sambung Dani.
Sementara salah satu pemilik kontrakan di wilayah Desa Iwul, Kecamatan Parung Nanang (56) mengaku kontrakanya mulai sepi. Sepinya kontrakan miliknya mulai terasa setelah pandemi covid 19 sudah setahun. Dan bebrapa bulan terakhir mulai terasa menurun drastis. 19 petak kontrakan miliknya. Saat ini hanya terisi delapan pintu.
Halaman : 1 2 Selanjutnya