Lintasbogor.com, Gempol Pasuruan – Demi tetap Menjaga Warisan & Budaya Peninggalan Nenek Moyang , Warga Dusun Badod Wonosunyo Adakan Ruwat Bumi. 21/8/22.
Pasalnya, Hingga saat ini masyarakat dusun Badod Desa Wonosunyo Kecamatan Gempol Kab. Pasuruan masih menjalankan tradisi yang telah berjalan sejak ratusan tahun yang lalu.
Tradisi di maksud adalah berupa upacara Ruwatan Bumi, yaitu ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah diperoleh dari hasil bumi.Ruwatan berasal dari kata Ruwat atau ngarawat ( Bahasa Jawa ) yang artinya memelihara atau mengumpulkan warga 6 Dusun.

Saat ditemui Awak Media, Kepala Desa Wonosunyo HM. Saleh Menjelaskan Makna dari Ruwatan Bumi mengumpulkan adalah mengajak seluruh masyarakat 6 kampung hasil buminya untuk dikumpulkan, baik yang masih mentah maupun yang sudah jadi atau dalam taraf pengolahan.
“Tujuannya selain rasa syukur tadi sekaligus sebagai tindakan tolak bala dan penghormatan terhadap para leluhurnya. Pelaksanaan ruwatan bumi Dusun Badod biasanya berlangsung di tanah lapang. Meski masing-masing Dusun memiliki ciri sendiri-sendiri, namun pada intinya mereka melakukan ritual keagamaan yang kental dengan peristiwa budaya. Pelaksanaan ruwatan bumi ini biasanya akibat terjadinya bencana alam yang menimpa wilayah atau tempat tinggal mereka misalnya musibah Covid -19 Corona yg lalu, Setelah bencana ,Musibah tersebut sudah lewat, mereka kemudian melaksanakan Ruwatan bumi agar bencana tidak terjadi lagi, ” Ucap HM. Saleh selaku kepala Desa Wonosunyo.
HM. Saleh menambahkan, “Padahal Pelaksanaan Ruwatan bumi Dusun Badod ini sekitar 30 tahun yang lalu, Setiap tahun selalu diselengarakan ruwatan bumi. Dengan dipimpin oleh Kawil / Kasun Badod Moch Faizin dengan semua Warga setempat berkumpul di Balai Dusun Badod tanah lapang dekat pohon Besar sambil membawa Tumpeng / Arakan Forum itu skaligus digunakan untuk bersilaturahmi diantara warga, Karena setelah ritual keagamaan selesai seluruh warga bergembira ria murak tumpeng sambil ngobrol dan bersenda gurau. Kini peristiwa seperti di Dusun Badod Desa Wonosunyo.
Apa saja rangkaian pelaksanaan pertistiwa ruwatan bumi ini? Pertama yaitu persiapan yang dilakukan masyarakat mulai dari pembentukan panitia, Beserta Kawil / Kasun Badod Moch Faizin Hasil Musyawarah dan pelaksanaaan Ruwatan bumi ini, Pengumpulan biaya suwadaya setiap KK Antara lain membuat makanan, Biaya Hiburan Ludruk dan Pengajian Umum, Drumband, Membuat sawen atau daun janur dari daun kawung.
Kegiatan Ruwatan Bumi Dusun Badod ini biasanya dilakuan setiap setahun sekali sebelum pelaksanaan.Kedua Ruwat Dusun Badod ini yaitu ritual khusus bertempat diBalai Dusun Badod yang dilakuan ketua adat dengan tujuannya meminta ijin kepada Tuhan YME supaya seluruh penduduk dan kampungnya dijauhkan dari musibah. Ketiga Ijab kabul motong Tumpeng / Munding, yaitu berdoa sekaligus yang Ke.lima Salawatan, yaitu mengucap puji-pujian kepada Allah SWT dan Rosulnya , dan yang Ke.enam pertunjukan seni Ujung yang dilaksanakan pada siang hari.” Papar Kepala Desa Wonosunyo HM.Sholeh.
Lanjut Kepala Desa Wonosunyo HM. Shaleh yaitu iring-iringan masyarakat dimulai dari 6 Dusun tempat pelaksanaan ruwatan menuju diBalai Dusun Badod. Dalam Gelar ruwatan bumi Dusun Badod ini ikut memeriahkan seni Ujung, pembawa parukuyan, Dramben, pini sepuh, usungan dongdang, saung sangar, usung tumpeng, dongdang makanan, seni Rengkong dan tari-tarian ,Yaitu ritual untuk menutup pelaksanaan ruwatan bumi Dusun Badod ini Kami selaku Kepala Desa ketua adat. Setelah acara sacral biasanya dilanjutan hiburan Ludruk malam hari atau kesenian lain yang bernuansa Islam.Di Dusun Badod Desa Wonosunyo Kecamatan Gempol Kab, Pasuruan, pada hari minggu tanggal 21/22 siang telah melaksanakan ruwat bumi dihadiri para sesepuh dan Bhabinkabtimmas Polsek Gempol Bipma Anton dan Bhabinsa Umarman dan Koramil 0819 /20 Ndanramil diwakili oleh Bataut Peltu Moch Rachmat.H dan staff Perangkat Desa Wonosunyo , Juga 6 Dusun warga Desa Wonosunyo, Ketua Karang Taruna beserta Anggota.dan Ketua Panitia Penyelenggarah besera Anggota dan 16 Anggota Linmas.”Tutup Kepala Desa Wonosunyo Moch Shaleh.
( Samsul / A-6 )