Lintasbogor.com, Garut – Sejumlah Ibu-ibu di Kabupaten Garut terpapar radikalisme, mereka diketahui telah dicuci otak oleh pemimpinnya. Mereka dicuci otak dengan perintah membayar uang sebesar Rp.25.000 rupiah per bulan sebagai pengganti ibadah wajib seperti sholat.
Hal tersebut diketahui oleh Kepala Kemenag Garut, Cece Hidayat saat para penganut paham radikali itu mendeklarasikan diri kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) beberapa waktu yang lalu.
“Dia bilang bahwa memang gurunya mengajarkan bahwa sekarang ini mereka lagi berjuang memperjuangkan negara Islam Indonesia dan karena sekarang masih darurat, ya kita tidak usah ibadah, tidak usah solat, ibu cukup hanya dengan membayar infaq Rp. 25 ribu per bulan,” ujarnya saat dihubungi awak media, Selasa (5/7/2022).
Beberapa hari lalu, Kemenag Garut, bersama pemerintah daerah, MUI, Densus 88, dan para penyuluh agama, melaksanakan deklarasi kembalinya warga yang terpapar paham radikal itu ke NKRI. Ini sebuah langkah yang penting, hasil dari kerja sama berbagai pihak.
“Ada sebuah kejadian yang kami alami. Saat deklarasi 200 warga di Selatan itu, saya berbincang dengan seorang ibu, yang tidak mengakui sebagai WNI,” papar Cece.
“Dia diajari gurunya tidak shalat. Sebagai gantinya, cukup membayar infak Rp 25.000. Dijamin akan selamat dan masuk surga. Ini merupakan pembodohan kepada umat,” jelasnya.
Mereka berada di pelosok Garut selatan, yang hanya bisa dijangkau dengan naik ojek beberapa kali dan berjalan kaki.
Sumber : TribunJabar/InfoJawabarat