Sejumlah Tenaga Kesehatan di Bangkalan Datangi Kantor Dinas Kesehatan, Ada Apa?

by -188 views

Lintasbogor.com, Bangkalan – Sejumlah Tenaga Kesehatan yang berstatus sukwan di Puskesmas Galis, Bangkalan, Madura, Jawa Timur mendatangi Dinas Kesehatan (Dinkes), Selasa 01 November 2022. Mereka mengeluh dan mempertanyakan soal calon pelamar PPPK (P3K). Sebab dari 35 perawat, yang bisa melamar hanya segelintir orang saja.

Pasalnya, pendataan Nakes Sukwan untuk non-ASN tersebut akan diajukan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (disingkat PPPK) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan. Puluhan Nakes minta keadilan kepada Dinkes.

“NIK kami tidak terdafatar, padahal persyaratan sudah lengkap,” kata Siti Naimah, salah satu nakes dari Puskesmas Galis.

Naimah mengatakan bahwa 35 nakes di Puskesmas Galis hanya 15 orang yang masuk pelamar P3K. Padahal, lanjut dia, persyaratannya tidak ada perbedaan sedikitpun.

“Persyaratannya sama, kenapa kami tidak bisa menjadi pelamar P3K,” tegas dia.

Naimah bersama puluhan Nakes yang bertugas di Puskesmas Galis merasa janggal dengan proses rekrutmen P3K. Karena, nama-nama yang tidak terdaftar sebagai pelamar mayoritas pengabdiannya cukup lama.

“Kami 16 tahun mengabdi, ada juga yang 10 tahun, tapi yang baru 2 tahun kok sudah terdaftar padahal persyaratan kami lengkap,” Papar dia

Proses pendaftaran P3K dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) per- 1 April kata Naimah sudah pengumpulan data, namun para Nakes lambat menerima informasi tersebut.

“Kami baru kemarin yang mendapatlan informasi,” jelas dia.

Kepala Puskesmas Galis, Rudi Hartono mengaku ada kesalahan sistem sehingga nama puluhan nakes itu tidak terdaftar sebagai pelamar calon P3K.

“Seharusnya masuk semua Nakes. Kami sudah tanya ke operator Nakes katanya sudah di masukkan semua. Tapi kami tidak tahu kenapa hanya 15 orang yang masuk,” kata dia.

Kata dia, pengisian dan penyiapan berkas secara personal. Setelah lengkap lalu di input operator Puskesmas Galis. Secara syarat semua sama tidak yang kurang. Sehingga dia juga merasa kaget ketika tidak masuk semua ke data Non-ASN.

“Semuanya input secara sistem, yang sudah terintegrasi ke Dinkes hingga pusat. Jadi kami belum tahu kenapa tidak masuk semua. Bisa jadi karena gangguan sistem,” kata dia.

Rudi, sapaan akrab Rudi Haryanto, menuturkan mereka yang tidak masuk data Non-ASN sudah cukup lama mengabdi sebagai Nakes di Puskesmas Galis. Sehingga menurut dia, Nakes yang bekerja dengan gaji kecil layak diajukan PPPK.

“Ada yang sudah mengabdi 5 tahun, 12 tahun hingga 13 tahun. Jadi menurut kami sudah layak masuk data non-ASN,” Terangnya.

Sementara itu, Plt Sekertaris Dinked Bangkalan, Farhat Surya Diningrat akan mengklarifikasi terkait nama-nama yang tidak masuk kedalam daftara calon pendafatar P3K.

“Seharusnya operator di kecamatan memasukan nama nama untuk kualifikasi sukwan yang menjadi PPPK, ternyata yang masuk hanya 15 orang,” papar dia.

Ra Farhat sapaan lekatnya belum bisa memastikan penyebab nama puluhan Nakes itu tidak terdaftar sebagai pelamar P3K. Apakah kesalahan operator atau sistem yang eror.

“Operstor di puskesmas langsung ter uplikasi ke Kemenkes. Dinkes hanya melihat, dan tidak bisa merubah,” tutup dia

(eMHa)